Selasa, 11 Juni 2013

Budaya Masyarakat Pesisir dalam Pandangan Sosiologi

Karakteristik Sosial & Kultur Masyarakat Pesisir 
masyarakat pesisir secara sosial memerlukan sosio edukasi yang dapat meningkatkan keberadabannya.
Kultur sosial Masyarakat Pesisir
Karakter masyarakat pesisir merupakan aspek penting dalam sebuah pandangan sosiologi. Setting sosio-edukasi masyarakat pesisir di Indonesia,  menjadi penanda karakteristik kultur masyakatnya. Kultur masyarkat pesisir ini akrab dengan ketidakpastian yang tinggi. hal ini disebabkan karena kehidupan sosial di wilayah Pesisir tergantung pada sumber daya laut yang ada. Secara alamiah,  sumberdaya laut pesisir  (perikanan) bersifat invisible, sehingga sulit untuk diprediksi.  Dalam kondisi seperti ini maka tidak jarang ditemui karakteristik masyarakat pesisir Indonesia yang keras, sebagian temparemental, dan boros karena ada persepsi bahwa sumberdaya perikanan “tinggal diambil” di laut. 
Secara sosiologi perlu adanya transformasi pendidikan dan budaya yang dapat membangun keadaban pesisir – keadaban yang transformatif, tangguh, dan mandiri, bukan keadaban yang lemah, pasif, dan destruktif (Mubyarto, et. al. 1984: 10).
Karakter sosial masyarakat di pesisir ini terbentuk melalui proses panjang. Sebagai contoh adalah fakta sosialdi Tanjung Burung, Banten. . Karakter sosial pesisiran seperti gaya hidup konsumtif terjadi karena adanya dorongan ”gengsi sosial” yang kini semakin tampak menggejala dan merupakan ”kompensasi psikologis” dari kesengsaraan hidup yang cukup lama menimpa. dalam tatanan sosiologis tersebut, kata lain gaya hidup yang dianggap ”boros” itu merupakan upaya masyarakat di pesisir untuk menyenangkan diri sesaat. Gejala sosial yang terjadi di wilayah pesisir Indonesia ini dilakukan dalam menikmati kehidupan yang selayaknya. 
Streotipe ini sering dianggap menjadi penyebab kemiskian nelayan Pesisir. Padahal kultur  soaial masyarakat pesisir, jika dicermati pada dasarnya memiliki etos kerja yang handal. Bayangkan mereka pergi subuh pulang siang, kemudian menyempatkan waktunya pada waktu senggang untuk memperbaiki jaring, dan seterusnya. Kondisi tersebut lambat tapi pasti membentuk dan menjadi identitas mereka (Ginkel, 2007).
Masyarakat Tanjung Burung, pesisir utara Banten ini, secara sosio kultur-pendidikan lemah dan pasif. Secara struktural mereka termarginalisasi dalam sistem. Menurut Sunarto (2004) marjinalisasi hanyalah satu di antara banyak masalah sosiologis yang timbul sebagai akibat ketimpangan (Sunarto, 2004). Di mana ketimpangan ketersediaan sarana sosial ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sarana infrastruktur publik. Marjinalisasi mengabaikan hakekat pemberdayaan masyarakat partisipatif (Ife, 2002), cenderung mengakibatkan keadaan komunitas pedesaan di pesisir menjadi semakin tidak berdaya dalam beradaptasi terhadap perubahan sosio-struktural dan ekologis. Lihat data realitas lemahnya pembangunan sosial ekonomi berikut ini.

Tabel. Pembangunan Sosial dan Ekonomi
Desa
Pelatihan Keterampilan
Modal Usaha
Padat Karya
Perbaikan Rumah
Rehabilitasi Kampung
Rehabilitasi Ling Kumuh
Tnjng Brng
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Sumber: Monografi Desa, 2010.


Tabel. Infratruktur dan Sanitasi
Desa
Infrastruktur
Air Sungai
Sudah Listrik (KK)
Non PLN (KK)
Sampah
TPS
BAB
Mandi
Minum
Baku minum
Irigasi
Transportasi
T.B.
1645
0
Timbun angkut dan sungai
0
Bukan jamban
1
4
5
7
4
Sumber: Monografi Desa, 2010.

Tabel. Sarana Kesehatan
Ds
Bersalin
Poliklinik
Puskesmas
Puskesmas Pembantu
Tersedia
Akses Jrk
Kemudahan
Tersedia
Akse Jrk
Kemudahan
Tersedia
Akses Jrk
Kemudahan
Tersedia
Akses Jrk
Kemudahan
T.B.
Tdk
6.00
Mdh
tdk
7.00
mdh
tdk
7.00
mdh
tdk
10.00
Mudah
   Sumber: Monografi Desa, 2010.

Ini hanyalah satu dari sekian banyak potret sosio-kultural masyarakat pesisir di Indonesia. Pemberdayaan yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan derajat sosial di pesisir masih kurang. perlu Sosio-edukasi yang komprehensif dan lebih menyentuh aspek sosial dan BUdaya pesisir. Wujudnya adalah budaya dan karakter masyarakat pesisir yang kuat secara sosio-kultural dan ekonomi.Bagaimana caranya? selengkapnya dapat anda baca di dalam buku sosiologi Pesisir.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar