Struktur Sosial Masyarakat Pesisir
Gambar. Dinamika sosio pesisir |
Masyarakat nelayan secara umum di Indonesia
dalam tataran evolusi sosio-budaya berada pada perkembangan awal. Sukadana
(1983), menyampaikan bahwa perubahan antroposere dalam kehidupan manusia ada
enam tingkatan, mulai dari: food gather, hunting and fishing, pastoral nomad,
agriculture, industry dan terakhir urban. Koentjaraningrat (1985) juga
menggunakan pendekatan evolusi ini, yang dimulai dari: meramu, perikanan, dan
kemudian pertanian (dari perladangan berpindah sampai ke pertanian menetap).
Dengan demikian, perspektif evolusioner masih relevan digunakan sebagai dasar
memahami dinamika masyarakat nelayan, apalagi dalam kehidupan masyarakat
nelayan yang terikat habitat. Perkembangan masyarakat masa kini yang berada
dalam abad informasi, tentu akan berinteraksi dengan lingkungan sosial luar
secara intensif. Hal ini memberi konsekuensi teoretik, bahwa analisis dengan
pendekatan teori sosiologi modern menjadi relevan digunakan untuk menelaah
dinamika masyarakat nelayan. Sintesis teoretik antara para antropolog yang
menggunakan pendekatan evolusioner dengan para sosiolog modern yang salah satu
ruang kajiannya berdimensi struktural merupakan suatu upaya agar kita semakin
memiliki alat analisis yang lebih memadai untuk menjelaskan perkembangan
masyarakat dalam abad ini, jika mungkin untuk melakukan peramalan terhadap
perubahan sosial di masa mendatang. Demikian pula, mengingat bahwa masyarakat
nelayan dalam menjalani kehidupannya masih sangat bergantung pada kondisi
habitatnya, maka memadukan pendekatan ekosistem akan semakin menjadikan
analisis ini dapat lebih kontekstual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar